Jumat, 31 Agustus 2012

"terjebak cinta kepada anak-anak"



     bermula dari pesan dan kesan dan juga sambutan yang di sampaikan salah satu guru di sekolah saya kepada murid yang menonton ketika suatu acara penampilan berbagai kebudayaan sedang di selenggarakan. yang saya ingat hanya penggalan kalimat beliau, "sebenarnya, cita-cita saya bukanlah menjadi guru. bahkan tidak sama sekali terpikirkan untuk menjadi guru. suatu hari saya mengajar di suatu tempat untuk pertama kalinya. 'terjebak cinta kepada anak-anak', itulah yang terjadi setelah itu, dan kemudian itulah yang membuat saya memutuskan menjadi guru"  -kurang lebih begitulah kalimatnya.

     pada saat itu saya hanya berpikir, apa benar sampai segitunya. didalam hati saya tertawa kecil, sedikit tidak percaya dengan ucapan beliau. (walau hanya terlintas).


    sampai pada suatu hari, tiba-tiba seorang teman mengajak saya untuk mau membantunya mengajar di suatu tempat di pedalaman desa terpencil (habis jauh amat dari kota coy!) untuk beberapa hari. alasannya ya karena dari pihak mereka sangat membutuhkan bantuan pengajar yang sekiranya iklas sepenuh hati (edan! wkwk) mengajar anak didiknya untuk melaksanakan sebuah acara besar, atau tepatnya acara terakhir. ya, sebuah perpisahan.

     berbagai pertimbangan saya pikirkan, termasuk beberapa diantaranya yaitu melihat keadaan saya saat itu yang baru selesai melaksanakan berbagai ujian kelulusan dan saringan masuk lainnya sehingga waktu cukup longgar. kemudian mencari pengalaman bagaimana sih rasanya mengajar. apakah benar apa yang guru saya katakan pada waktu itu. selain itu juga karena pernah memiliki pengalaman yang di butuhkan untuk memenuhi bantuan mereka dibidang yang mereka cari.  maka saya putuskan untuk membantu teman saya itu.

     perjalanan menuju sekolah itu ternyata cukup ekstrim. dan indah. jauh ke pedalaman desa dengan keadaan alam yang masih alami. sawah terbentang luas di kiri dan kanan. pegunungan berjajar laksana benteng yang kuat mengelilingi pemandangan sepanjang perjalanan itu. langit biru dihiasi awan putih nan indah seakan-akan membuktikan bahwa udara di sana sama sekali belum tercemar polusi.

      ternyata cukup jauh menaiki ojek ke desa tersebut setelah menaiki kereta api ekonomi yang berhenti di salah satu stasiun kecil dari kota. dengan pemandangan indah serta udara segar yang ada di sekelilingnya membuat hati terasa tenang dan damai. benar-benar sebuah perjalanan yang sangat saya nikmati setiap detiknya. beda dengan berkendara di kota yang selalu bersusah payah membalap para kendaraan bermotor yang bisa dibilang sudah saatnya dihancurkan! karena gas buang yang dihasilkan benar-benar mencemari udara di sekitarnya. dan itu sangat banyak!

     awal mulanya ya oke oke saja. anak-anak didik sangat enjoy untuk di ajar. setidaknya nurut (he..he..). tapi entah berapa lama, semakin hari saya mengajar, suatu perasaan aneh muncul, dan semakin kuat.  yang akhirnya saya bisa menerjemahkan sedikit arti dari perasaan tersebut saat ini, yaitu 'menginginkan keberhasilan anak didik'. yah, kalimat sederhana, tapi bisa di bilang itu sangat mengganggu saya saat itu. saya hanya berpikir, anak anak harus berhasil! mereka pasti bisa! mereka berpotensi...

     Parahnya, semakin hari pikiran saya itu semakin menjadi. sampai-sampai terbentuk pemikiran bahwa saya harus mencerdaskan pemikiran bangsa! saya harus mensukseskan anak-anak yang ingin menggapai cita-citanya! potensi mereka sangat besar! mereka harus harus sukses di masa depan!. pemikiran itu sangat kuat berakar di dalam hati saya. keinginan untuk membuat anak-anak sukses di masa depannya. karena pada saat mengajar, hanya satu hal yang saya 'lihat' dan selalu saya pikirkan, yaitu masa depan anak-anak yang masih panjang dan cerah yang sudah seharusnya suatu saat mereka raih. itulah hak mereka!

     sampai puncaknya adalah ketika apa yang sudah saya ajarkan harus mereka tampilkan di acara perpisahan. saat mereka di atas panggung (atau lebih tepatnya panggung yang berupa tanah. he..he..) bukan kekawatiran akan penampilan mereka yang saya pikirkan, tetapi masa depan mereka yang masih penjang dan penuh perjuangan. pribadi seperti mereka tidak boleh terjerumus ke dalam jurang kegelapan! mereka berpotensi untuk sukses! ya, itulah yang terus menerus saya pikirkan pada saat itu.

     hingga akhirnya saya menyadari, inilah hal yang paling membuat saya bahagia. yaitu membantu setiap orang untuk bisa menggapai cita-citanya. hal yang paling ikhlas saya lakukan selama ini. perasaan yang sangat luar biasa!    

      ya, saya akhirnya menyadari, inilah arti dari kalimat 'terjebak cinta kepada anak-anak'


       hanya saja pengalaman hidup yang sama sekali belum membantuk kepribadian saya yang sesungguhnya atau lebih tepatnya keputusan yang belum diraih untuk membentuk suatu pribadi yang diridhai oleh allahlah yang membuat saya bingung langkah selanjutnya.

        termasuk langkah yang harus di ambil ketika terjebak cinta kepada anak-anak. yaahhh!! karena saya belum memahaminya!!

        sampai saat ini, hanya perasaan indah itulah yang mendasari saya untuk melakukan sesuatu yang lebih terarah. yang menuntun saya untuk bisa membantu setidaknya keinginan anak bangsa untuk menggapai cita-cita! karena satu hal, saya tahu itu baik di mata allah....   hanya itu. selebihnya, misteri kehidupan masih belum terbuka lebar di depan mata saya.

       hanya kepada allah lah saya memohon petunjuk yang benar di sisi-Nya.



   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar